Setelah sebelumnya berbincang tentang statistik distibusi, kependudukan, dan pertanian, dalam Ngulik episode kali ini akan dibahas tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020. Sebagaimana diketahui bahwa, sebelum tahun 1970an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. Pengalaman pada dekade tersebut menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar penduduknya. Oleh karena itu muncullah konsep pembangunan manusia yang bertujuan menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif, yang diukur dengan sebuah indikator bernama Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Di Indonesia, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Selain itu, IPM juga digunakan sebagai salah satu indikator target pembangunan pemerintah dalam pembahasan asumsi makro. Dan tidak kalah penting, IPM sebagai salah satu faktor penentu Dana Alokasi Umum (DAU).
Angka IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar, yaitu:
Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), yang dicerminkan oleh Angka Harapan Hidup (AHH)
Pengetahuan (knowledge), yang dicerminkan oleh indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)Standar hidup layak (decent standard of living), diukur dengan pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sidoarjo di tahun 2020 tergolong ke dalam kategori sangat tinggi, sebesar 80,29, dengan rincian Angka Harapan Hidup (AHH) saat lahir mencapai 74,04 tahun; rata-rata lama sekolah 10,50 tahun; harapan lama sekolah 14,93 tahun; dan pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan sebesar 14.458.000.