Genderang Pencanangan Desa Cantik di Sidoarjo Ditabuh

Pada tanggal 23 Juli, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sidoarjo, Dr. Fenny Apridawati, S.KM., M.Kes, mengundang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sidoarjo, Mohamad Isma'il S.Si., M.Ec.Dev, beserta timnya untuk menghadiri pencanangan program Desa Cantik (Desa Cinta Statistik). Acara ini bertempat di ruang rapat Delta Wicaksana Setda Kabupaten Sidoarjo (Ops Room), dengan dihadiri oleh kepala desa dan camat dari tiga desa yang menjadi pilot project untuk program ini, yaitu Desa Simoangin-Angin Kecamatan Wonoayu, Desa Simoketawang Kecamatan Wonoayu, dan Desa Grogol Kecamatan Tulangan.

Dr. Fenny memulai acara dengan memberikan sambutan hangat kepada para undangan. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya penggunaan data sebagai dasar pengambilan kebijakan di tingkat desa. "Data adalah aset yang sangat berharga. Saya ingin menantang rekan-rekan perangkat desa untuk lebih aktif menggunakan data dalam setiap pengambilan kebijakan," ujar Dr. Fenny dengan penuh semangat. "Siapa di sini yang pernah menggunakan datanya untuk mengambil kebijakan perekonomian? Yang bisa menunjukkan, saya akan memberikan hadiah khusus."

Selanjutnya, Mohamad Isma’il mengambil alih podium untuk memaparkan manfaat dari program Desa Cantik. Ia menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi data di level desa, yang pada akhirnya akan membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. "Dengan adanya program Desa Cantik, kita akan membuka literasi data di level desa. Ini akan memberikan banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas data hingga kemampuan desa untuk merancang program-program yang lebih tepat sasaran," kata Ismail.

Pak Isma’il juga menambahkan bahwa dengan literasi data yang baik, desa-desa dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dengan lebih akurat dan mencari solusi yang lebih efektif. Ia memberikan contoh bagaimana data statistik dapat digunakan untuk memantau perkembangan ekonomi desa, kesehatan masyarakat, serta pendidikan. "Dengan data yang akurat, kita bisa melihat tren dan membuat kebijakan yang lebih efektif," lanjutnya.

Selain itu, Dr. Fenny juga menyampaikan harapannya agar program Desa Cantik ini bisa merambah ke desa-desa lainnya di Kabupaten Sidoarjo. Ia percaya bahwa dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, BPS, dan masyarakat, program ini dapat sukses dan memberikan dampak positif yang luas. "Kami berharap program ini tidak hanya berhenti di tiga desa ini saja, tetapi bisa diperluas ke seluruh desa di Sidoarjo," harapnya.

Program Desa Cantik juga akan diselaraskan dengan kegiatan Kampus Merdeka, di mana mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, muali Institut Teknologi Insan Cendekia Mandiri hingga Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), akan turut serta dalam pembangunan dashboard literasi data. Ini adalah upaya untuk melibatkan generasi muda dalam pembangunan desa yang berbasis data. "Kami ingin mahasiswa ikut berperan aktif dalam program ini. Mereka akan membantu membangun dan mengelola dashboard literasi data, sehingga bisa memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan desa," jelas Dr. Fenny.

Para kepala desa dan camat yang hadir pun menyambut baik program ini. Mereka menyadari pentingnya data dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan, serta antusias untuk memulai implementasi program Desa Cantik di desa mereka masing-masing. Salah satu kepala desa, yang sudah pernah menggunakan data dalam pengambilan kebijakan perekonomian di desanya, bahkan mendapatkan hadiah dari Dr. Fenny sebagai bentuk apresiasi atas inisiatifnya.

Acara pencanangan program Desa Cantik ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana para undangan bisa berdiskusi langsung dengan Dr. Fenny dan Mohammad Ismail. Banyak pertanyaan dan saran yang disampaikan, menunjukkan antusiasme dan kepedulian para perangkat desa terhadap pentingnya literasi data.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, diharapkan program Desa Cantik dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat desa di Kabupaten Sidoarjo. "Mari kita bersama-sama membangun desa yang lebih baik dengan menggunakan data sebagai dasar pengambilan kebijakan," pungkas Dr. Fenny, mengakhiri acara dengan penuh optimisme.